Bitung, Kabarprima.com -Salah satu tokoh pemuda Kota Bitung, Michael Jacobus menyatakan, bentrok dua kelompok, Sabtu 25 November lalu murni kelalaian aparat kepolisian, dalam hal ini Polres Bitung.
Menurutnya, jajaran Polres Bitung mengabaikan protap pengamanan disaat ada kegiatan yang melibatkan ribuan massa dari dua kubu yang tujuannya bertolak belakang.
“Dari aspek pemberantasan tindak pidana, aprat kepolisian selalu menerapkan tiga fase, yakni Pencegahan, Penindakan dan Pemulihan. Yang paling prioritas untuk dilakukan sebenarnya adalah fase pencegahan dan itu tidak dilakukan jajaran Polres Bitung,” kata Michael, Senin (27/11/2023).
Terlepas dari kelompok mana yang mengantongi izin atau tidak aksinya oleh Polisi, lanjut advokat muda ini, harusnya dicegah perjumpaan fisiknya.
“Bentrok kemarin itu seharusnya bisa dicegah, jika Polisi tanggap dalam membaca situasi, dan aparat kepolisian sudah paham soal itu, tapi anehnya kenapa itu tidak diterapkan untuk mencegah bentrok,” katanya.
Salah satu upaya pencegahan adalah rute pawai ormas adat dirubah dan tidak perlu mengarah ke area Pusat Kota yakni berputar balik lewat SMA Negeri 2 atau cukup sampai di depan Kantor Wali Kota kemudian belok kiri mengarah ke Jalan A.A Maramis atau SMK Negeri 2.
“Sekali lagi, jika jajaran Polres sudah lakukan upaya pencegahan dari awal, maka bentrok tidak akan terjadi apalagi sampai jatuh korban,” katanya.
Di sisi lain, Michael mengapresiasi langkah Forkopimda dan Kapolda Sulut, Irjen Pol Setyo Budiyanto yang langsung melakukan upaya penanganan serta pemulihan keamanan dengan menindak para pelaku dan mengajak berdialog tokoh agama dan masyarakat.
“Ini pembelajaran bagi kita semua serta bahan evaluasi bagi jajaran Polres Bitung dan mari bergandengan tangan memulihkan kondisi Kota Bitung kembali kondusif,” katanya.
