Kabarprima.com – Produksi beras di Sulawesi Utara (Sulut) sepanjang Januari hingga Desember 2024 tercatat mencapai 153,48 ribu ton, mengalami peningkatan sebesar 14,67 persen atau 19,63 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 133,86 ribu ton.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Aidil Adha, mengungkapkan bahwa produksi tertinggi terjadi pada bulan September dengan total 36,99 ribu ton, sementara produksi terendah terjadi pada bulan Agustus hanya 17,57 ribu ton.
“Sepanjang 2024, produksi beras mengalami kenaikan yang signifikan, terutama pada subround I (Januari-April) yang mencapai 55,92 ribu ton atau tumbuh 45,12 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Aidil di Manado, Kamis.
Pada subround II (Mei-Agustus), produksi mencapai 42,82 ribu ton, tetapi mengalami penurunan 6,29 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu, pada subround III (September-Desember), produksi kembali meningkat menjadi 54,75 ribu ton atau naik 10,32 persen dibanding 2023.
Aidil menjelaskan bahwa kenaikan produksi beras ini sejalan dengan peningkatan produksi padi serta luas panen di Sulawesi Utara. Sepanjang 2024, luas panen padi mencapai 59,12 ribu hektare, meningkat 8,36 persen atau 4,56 ribu hektare dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 54,56 ribu hektare.
Produksi padi pada 2024 tercatat sebesar 273,13 ribu ton, meningkat 14,67 persen atau 34,94 ribu ton dari tahun 2023 yang sebesar 238,19 ribu ton.
Menurut Aidil, perhitungan produksi padi dan beras dilakukan dengan metode yang mengintegrasikan data luas panen dari survei Kerangka Sampel Area (KSA) dan produktivitas hasil survei Ubinan. Data luas panen diperoleh melalui pemantauan satelit oleh petugas BPS setiap bulan, sementara produktivitas dihitung berdasarkan hasil panen per hektar yang kemudian dikonversi menjadi beras.
“Dengan metode ini, data yang dihasilkan lebih akurat dan mencerminkan kondisi produksi padi serta beras di Sulawesi Utara,” tambahnya.
Peningkatan produksi beras ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap ketahanan pangan daerah serta menekan ketergantungan pada pasokan dari luar wilayah. (Wan)