Kabarprima.com – Robert Francis Prevost resmi terpilih sebagai pemimpin baru Gereja Katolik sedunia, mengambil nama kepausan Leo XIV, dalam konklaf yang digelar di Kapel Sistina, Vatikan, Kamis (8/5/2025) malam waktu setempat. Ia menjadi Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat dalam sejarah Gereja Katolik, mengakhiri spekulasi panjang tentang kemungkinan terpilihnya kandidat dari Global South.
Puluhan ribu umat Katolik yang memadati Lapangan Santo Petrus menyambut suka cita ketika asap putih akhirnya mengepul dari cerobong Kapel Sistina pukul 19.30 waktu setempat. Paus Leo XIV kemudian muncul di balkon Basilika Santo Petrus dengan ucapan perdana: “Semoga damai menemani kita semua.” Para hadirin serentak berlutut saat ia menyampaikan salam dengan sikap rendah hati, tersenyum, dan membungkuk.
Profil Paus Leo XIV: Dari Misionaris Peru ke Tahta Suci
Lahir di Chicago, AS, Robert Francis Prevost (69) menghabiskan dua dekade sebagai misionaris di Peru. Dilaporkan The New York Times, ia menjadi warga negara naturalisasi Peru, ditahbiskan sebagai imam pada 1982 di usia 27 tahun, dan meraih gelar doktor hukum kanon di Universitas Kepausan St. Thomas Aquinas, Roma. Karirnya melesat saat mendiang Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Prefek Dikasteri Uskup jabatan kunci yang mengatur seleksi dan pengelolaan uskup di seluruh dunia.
Sebagai anggota Ordo St. Augustinus, Paus Leo XIV dikenal konsisten membela kaum miskin dan migran. Dalam pernyataan di situs resmi Vatikan tahun 2024, ia menegaskan, “Uskup tidak seharusnya menjadi pangeran kecil yang duduk di kerajaannya,” mencerminkan komitmennya terhadap kesederhanaan dan desentralisasi otoritas gerejawi.
Jejak Karier dan Visi Kepausan
– 1982–2002: Bertugas sebagai pendeta paroki, guru, dan uskup di Peru.
– 2005–2025: Memimpin Ordo Agustinian, mengunjungi komunitas religius di 50 negara.
– 2023–2025: Menjadi Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, menjaga hubungan dengan hierarki Katolik di kawasan dengan populasi umat terbesar.
Paus Leo XIV fasih berbahasa Inggris, Spanyol, dan Italia kecakapan yang diharapkan memperlancar dialog global. Rekan-rekan dekatnya menggambarkannya sebagai sosok pendiam, bijaksana, dan visioner, yang diprediksi akan melanjutkan reformasi inklusif almarhum Paus Fransiskus. “Dia percaya pada proses konsultatif, melibatkan umat awam dalam keputusan gereja,” ujar seorang kardinal dari Argentina. Dikutip dari Vatikannews
Paus Leo XIV mewarisi sejumlah isu kritis: transparansi keuangan Vatikan, skandal pelecehan seksual, serta tekanan untuk merespons perubahan iklim dan ketimpangan global. Latar belakangnya di Peru, negara dengan kesenjangan ekonomi tajam, diharapkan membawa perspektif segar dalam kebijakan Vatikan.
Dengan terpilihnya Paus Leo XIV, Gereja Katolik memasuki babak baru yang menjanjikan harmoni antara tradisi dan modernitas. Seluruh dunia kini menantikan langkah pertama Pontifex Maximus ke-267 ini. (Wan)