Kabarprima.com – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) resmi meluncurkan program baru bertajuk “Diktisaintek Berdampak”, sebagai kelanjutan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Peluncuran ini dilakukan setelah evaluasi terhadap pelaksanaan MBKM menunjukkan sejumlah kelemahan, terutama dalam hal relevansi dan efektivitas program.
Sekretaris Jenderal Kemendiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang, menyatakan bahwa MBKM telah memberikan fondasi penting untuk mendekatkan mahasiswa dengan dunia industri dan masyarakat. Program tersebut menawarkan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat dalam magang, Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik, penelitian, hingga proyek kemanusiaan.
Namun, menurut Togar, hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelaksanaan MBKM masih belum sepenuhnya relevan dengan capaian pembelajaran maupun kebutuhan nyata industri. Oleh karena itu, Kemendiktisaintek merekomendasikan pembenahan dalam pelaksanaan MBKM serta penguatan sistem pendukung pembelajaran berbasis transformasi.
Program “Diktisaintek Berdampak” atau yang dikenal dengan sebutan Kampus Berdampak, mengusung semangat kontribusi nyata perguruan tinggi terhadap masyarakat, lingkungan, dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Melalui program ini, perguruan tinggi diharapkan tidak hanya fokus pada pengajaran akademik, tetapi juga menjadi agen perubahan sosial.
“Perbedaan yang nyata dari tujuannya adalah Kampus Berdampak mendorong perguruan tinggi menjadi aktor pemecahan masalah nyata di masyarakat. Sedangkan Kampus Merdeka lebih menekankan kebebasan dalam proses pembelajaran,” ujar Togar seperti dikutip dari Tempo.
Kemendiktisaintek berharap melalui program ini, perguruan tinggi tidak hanya mencetak lulusan yang siap kerja, tetapi juga mampu melahirkan solusi atas berbagai tantangan zaman. (Klm)