Kabarprima.com – Puluhan dosen Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) yang tergabung dalam Aliansi Dosen ASN Kemendikbudristek Seluruh Indonesia (ADAKSI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Rektorat Unsrat pada Selasa (20/5). Mereka menuntut tunjangan remunerasi yang lebih adil dan layak, karena dinilai belum memenuhi ekspektasi dan tidak sejalan dengan standar nasional.
Salah satu anggota ADAKSI Unsrat, Adi Nelwan, menyampaikan bahwa sebagai perguruan tinggi berstatus Badan Layanan Umum (BLU), Unsrat seharusnya mampu memberikan tunjangan sesuai standar nasional tunjangan kinerja. Ia juga menyarankan, jika status BLU tidak menjamin hak tersebut, maka lebih baik Unsrat kembali menjadi BLU non-remunerasi agar bisa menerima tunjangan kinerja sesuai regulasi nasional.
Adi menambahkan, pihaknya menolak jika pembiayaan remunerasi dibebankan kepada mahasiswa melalui kenaikan biaya kuliah. Oleh karena itu, mereka mendesak agar pimpinan kampus mencari solusi yang tidak merugikan mahasiswa.
“Kami usulkan kepada pemimpin kami, tetapi jika tidak bisa dipenuhi maka pemimpin itu tidak layak jadi pemimpin, lebih baik mundur saja dan diganti dengan yang mau memperjuangkan kesejahteraan bersama,” ungkap Adi yang dikutip dari laman Kumparan.
Menanggapi aksi tersebut, Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Unsrat, Royke Montolalu, menyatakan bahwa pihaknya menghargai aspirasi para dosen. Ia menjelaskan bahwa penerapan remunerasi di Unsrat telah dilakukan sejak akhir 2023 dan mengacu pada ketentuan dari Kementerian Keuangan, tanpa menaikkan biaya pendidikan mahasiswa.
“Penerapan remunerasi itu sudah sesuai aturan yang ada, kami berpatokan dari kementerian keuangan. Karena kami BLU sudah diaudit oleh kantor akuntan publik dan tidak ada temuan apa pun,” jelas Royke. (Klm)
